Blue fire di Kawah Ijen, Banyuwangi adalah fenomena api abadi berwarna biru yang muncul dari celah-celah tebing Kawah Ijen pada malam hari. Blue fire terjadi akibat pembakaran sempurna antara senyawa asam yang secara alami dihasilkan oleh Gunung Ijen dengan oksigen. Selain menakjubkan blue fire pun begitu langka. Diketahui fenomena blue fire hanya bisa ditemui di dua (ya, cuma dua!) tempat di dunia. Satu di Indonesia dan satu di Islandia.

Blue fire Kawah Ijen. Via: Rizki Rahmatia.

Pemandangan cahaya biru terang di antara tebing tinggi dan gelap malam membuat blue fire menjadi incaran banyak orang ketika berwisata ke Kawah Ijen. Bukan cuma wisatawan domestik namun hingga wisatawan mancanegara. Tidak heran jika kemudian blue fire dijadikan salah satu destinasi unggulan yang ada di Banyuwangi, bahkan Indonesia. Dan kita yang berada di Indonesia tentu tidak boleh melewatkan kemewahan di rumah sendiri.

Blue Fire Kawah Ijen

Kawah Ijen berada di puncak Gunung Ijen dengan ketinggian 2.443 meter di atas permukaan laut. Kawah Ijen adalah kawah asam terluas di dunia. Luas kawah mencapai 5.466 hektar dan kedalaman mencapai 200 meter. Megahnya Kawah Ijen bahkan membuatnya lebih mirip danau daripada kawah. Ya, danau di puncak gunung dengan warna hijau toska. Sungguh indah. Dan masih dari Kawah Ijen kita pun bisa melihat deretan gunung lain yang ada di kompleks Pegunungan Ijen. Di antaranya Gunung Merapi, Gunung Raung, Gunung Suket, dan Gunung Rante.

Kaldera Gunung Ijen. Kredit: Martin Marthadinata.

Karena tingginya keasaman di Kawah Ijen membuat senyawa asam terlepas hingga dalam bentuk gas dengan aroma menyengat. Gas asam inilah yang secara alami terbakar dengan oksigen membentuk fenomena yang kita kenal sebagai blue fire. Satu yang menarik adalah bahwa tanpa terjadinya blue fire maka gas senyawa asam akan terakumulasi. Sehingga dengan konsetrasi keasaman yang tinggi gas ini bisa beracun dan mematikan.

Namun ancaman bukan hanya berasal dari Kawah Ijen semata. Gunung Ijen sendiri adalah raksasa yang tengah tertidur panjang. Itu karena Gunung Ijen termasuk gunung yang masih aktif sampai sekarang. Gunung Ijen tercatat mengalami erupsi terakhir pada tahun 1999. Dimana dalam satu abad Gunung Ijen bisa mengalami erupsi hingga 3 kali. Dan itu sama sekali belum terjadi abad ini.

Tapi tentu saja itu semua bukan untuk kita takuti. Gunung Ijen dan Kawah Ijen tidak lain adalah si cantik yang perlu kita perlakukan secara hormat. Tanpa rasa telah mengalahkannya hanya karena telah sampai pada puncaknya.

Dimana Lokasi Kawah Ijen?


Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur. Dengan begitu untuk sampai ke Kawah Ijen bisa memulai perjalanan dari Bondowoso ataupun Banyuwangi. Meski begitu rute dari Banyuwangi barangkali lebih mudah khususnya bagi wisatawan dari luar provinsi karena telah terhubung dengan kereta api dan pesawat. Untuk kereta api kita bisa berangkat dari Surabaya menuju Banyuwangi dengan Kereta Probowangi.

Dari Banyuwangi perjalanan dimulai menuju Licin sejauh 15 Km dengan kendaraan umum. Kemudian dari Licin menuju Paltuding sejauh 18 Km dengan ojek dan diteruskan sejauh 6 Km menggunakan Jeep sebelum ke Paltuding. Setelah sampai di Paltuding ada baiknya beristirahat sejenak di penginapan setempat untuk memulai perjalanan menuju Kawah Ijen pada dini hari. Karena pendakian akan dilakukan pada malam hari disarankan pula untuk mencari guide untuk menemani.

Kapan Sebaiknya Melihat Blue Fire?

Sebagaimana pendakian gunung pada umumnya, menuju ke Kawah Ijen pun sebaiknya dilakukan selama musim kemarau antara April-September setiap tahunnya. Alasannya sudah jelas untuk menghindari kemungkinan hujan ketika pendakian yang membuat jalan semakin licin dan berbahaya. Selain itu jika dipaksakan pun blue fire akan sulit terlihat jika sedang hujan. Jadi jika ingin melihat blue fire di Kawah Ijen sebaiknya siapkan agenda jauh-jauh hari.

Blue Fire Kawah Ijen. Kredit: Haryadi Wijaya.

Sedangkan waktu terbaik untuk melihat blue fire adalah pada dinihari antara pukul 01:00-03:00 WIB. Jadi jika ingin sampai ke Kawah Ijen tepat waktu maka kita harus melakukan pendakian mulai awal malam hari. Sedangkan seusai melihat blue fire bisa dilanjutkan dengan berburu matahari terbit di ketinggian. Cukup menarik bahwa karena Banyuwangi adalah wilayah paling timur di Jawa maka matahari terbit di Banyuwangi adalah yang pertama di Jawa.